Selasa, 19 Juni 2012

Maafkan Aku

Ku dapati Kota ini penuh debu dan bebatuan krikil yang tajam, menusuk jantungku hingga mata ini terbuka lebar tajam memandang ke arah langit yg tak bertiang itu.
Kota yang lugu, selugu Kampung yang kutinggalkan, Kota yang lucu, ramai dan ramah, membuatku terkesan akan lingkungannya yang nan hijau.
Kota yangt bersahabat, membuatku redam dalam emosi yang terpendam, jiwa yang berontak, akan kenistaan dan kemunafikan dunia percintaan.
Sepi hati seakan terisi kembali, dengan suasana Kota yang bersahabat, jiwa yang kosong seakan terarah dalam keharmonisan harapan.
Sayang
Cerita Kota bersahabat itu, 20 tahun yang silam, kini hanya tinggal puing-puing sejarah tak berbekas, cerita tanpa makna dan arti, harapan yang tak terbukti.
Kota itu kini dipenuhi orang-orang yang munafik, cerdas dalam memainkan sandiwara, cerdik dalam cerita sejarah tak bermakna itu, orang-orang itu adalah mereka yang tak nyata.
Kota itu kini terabaikan, tanpa keikhlasan menghiasinya, tanpa persahabatan menggapainya, tanpa pengorbanan dipeluknya.
Kota itu kini tak bersahabat lagi, tak lucu lagi, tak lugu lagi, tak indah lagi, tak hijau lagi, tak bersih lagi, dan................. tak perawan lagi
bau busuk menusuk jantungku, padangan tertutup rapat dalam khayalku, menelusuri lorong tak berujung itu, tanpa siapapun dan tanpa apapun.
Kota itu kini menjadi penghianat dalam ragaku,mencekik, mencabik, melukai hingga tak berwujud.
"Maafkan aku yang tak bisa menyalamatkanmu sahabat, karena jejak cintaku terkurung" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar