![]() |
Ashar Yahya |
PALU – Salah satu aktifis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Palu, Ashar Yahya, menyatakan, pembangunan
grand mall yang ditandai dengan, peletakan batu pertama, pada jumat (6/7) pekan
lalu, di Taman Ria, wilayah Kecamatan Palu Barat, “tidak logis”. Karena
penilaiannya, belum layak pembangunan mall di Kota Palu, sebab keberadaan mall
tatura, yang saat ini beroperasi belum dapat memberikan kontribusi apapun pada
peningkatan APBD Kota Palu.
“Pemerintah kita ini, juga tidak jelas,” kata dia pada media
ini, kemarin.
Dia juga menjelaskan, keberadaan mall tatura yang dibangun,
dengan menggunakan dana hutang, melalui salah satu Bank di Kota Manado,
beberapa tahun yang lalu, dengan jumlah hutang kurang lebih Rp50 miliyar, sampai
saat ini belum selesai pengembaliannya. Yang menjadi jaminan dalam
pengambalian, dana hutang tersebut menggunakan anggaran APBD Kota Palu, yang
sudah diperkirakan akan selesai pada tahun 2015 mendatang.
Sehingga Pemerintah Kota Palu, pemilik saham di mall tatura
tersebut, sebanyak 98 persen dan dibagi sisa saham lainnya, adalah pembesar di
Kota Palu sendiri. Sementara mall tatura yang diperkirakan, dapat terisi full
dengan para penyewa alias pedagang, ternyata tidak sesuai denga harapan, karena
sampai saat ini pun, masih banyak kaplingan yang basih kosong dilantai III dan IV,
sebutnya.
“Itu menandakan, bangunan mall tatura itu, masih dalam
pembenahan terus,” kata dia lagi.
Menurut dia, kondisi Kota Palu dengan saya beli
masyarakatnya masih dibawah rata-rata, jika Pemkot Palu sudah mengizinkan lagi
pembangunan mall lain, dengan kapasitas yang lebih besar, maka akan mengurangi
pendapatan bagi mall tatura. Kondisi itu nantinya, akan menjadikan mall tatura,
sebagai pusat hiburan masyarakat semata, sebab karakter pembeli masyarakat Kota
Palu, belum tinggi, karena tingkat kebutuhan masyarakat sendiri juga belum
mendesak, seperti di Kota-kota besar lainnya.
Dia mencontohkan kondisi tersebut, dengan bangunan karaoke
yang sudah menjamur di Kota Palu, sebelumnya tempat karaoke menjadi tempat
istimewa bagi masyarakat untuk, refresing (hiburan) bersama keluarga. Namun
dengan bertambahnya tempat karaoke lainnya, membuat tempat karaoke lainnya
semakin sunyi, karena karakter masyarakat yang suka dengan suasana baru, dan
mencoba serta sekaligus dijadikan tempat untuk bersantai.
“Saya tidak optimis, tapi kondisi ini perlu diperhatikan
Pemkot Palu,” jelasnya.
Lanjutnya, pada tahun sebelumnya, saat dirinya
masih berstatus anggota DPRD Kota Palu, Walikota Palu, Rusdi Mastura, pernah
menyatakan sikap untuk tidak mengizinkan, pembangunan mall lain, sebelum dana
hutang yang dipergunakan untuk pembangunan mall tatura tersebut, selesai
dilunasi. Karena pada tahun sebelumnya, juga pernah ada investor yang datang
meminta izin pembangunan mall, namun tidak diberikan izin oleh Pemkot Palu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar