Sabtu, 14 Juli 2012

Kota Palu Menjemput Impian

Kota Palu adalah ibu kota Sulawesi Tengah, yang berbatasan dengan delapan propinsi lainnya yang ada di lingkarangkaran Sulawesi, bahkan yang paling menabjukan di Sulawesi tengah itu, juga berbatasan dengan Negara luar. Yakni Negara malaisya, tetapi anehnya, Sulawesi tengah memiliki ibu Kota yang tertinggal jauh dengan ibu kota daerah lainnya.
Ketertinggalan ibu Kota Palu dapat terlihat dalam data jumlah penduduk serta serapan anggaran pendapatan daerahnya yang sangat kecil, yang hanya berkisar Rp. 624 milyar, dengan pendapatan daerah seperti itu, tentunya tidak akan dapat mengantarkan Kota Palu pada level persaingan ekonomi nasional.
Walikota Palu, Rusdi Mastura, yang memiliki mimpi untuk menjadikan Kotanya sebagai City for all tentunya tidak akan terwujud dengan sendirinya, tanpa usaha diplomatic politik ke pemerintah pusat dan swasta sebagai pemegang kendali perekonomian di Indonesia. Palu dengan berbagai upaya untuk mengejar ketertinggalannya, mencoba untuk bangkit dari keterburukan.
Rusdi Mastura, telah mengagas program-program yang dikombinasikan dengan visi pemerintah pusat, akan tetapi perjuangan itu, hanya sampai pada tingkatan atas, akan tetapi usaha untuk membangun dan mewujudkan mimpi sang Walikota Palu. Tidak terjadi perubahan sama sekali, bahkan sejumlah satuan kerja pemerintah daeraj (SKPD) Kota Palu, serba apatis dan tidak mahu tahu dengan visi Walikota Palu tersebut.
Walikota palu, yang tampil dalam acara economic chang, salah satu acara di televise nasional (MetroTv), sangat bersemangat dalam menjelaskan dan memperkenalkan Kota dengan yang penuh dengan kekayaan alamnya serta potensi Kota Palu, jika perhatian pemerintah dan para investor untuk mengembangkan usahanya serta pengembangan pendapatan Negara.
Dalam acara economic chang yang disiarkan langsung oleh Metro TV, Rusdi Mastura yang disapa dengan Bung Cudi itu, mengangkat tiga komuditi unggulan yang dimiliki Sulawesi Tengah, yakni. Komuditi rota, komuditi coklat, dan komuditi rumput laut. Ketiga kmuditi itu hanya sebagian dari kekayaan yang dimiliki hutan Sulawesi Tengah, dan masih banyak lagi potensi komuditi yang dapat dikembangkan.
Ketiga komuditi tersebut, hanya ada dua komuditi pada hari ini, sebagai penyumbang dan penentu pendapatan Negara ini, yaitu. Komuditi rotan dan komuditi coklat, sementara hasil rumput laut masuk pada urutan ke empat dalam urutan penyumbang devisa Negara. Itulah sebabnya mengapa pemerintah Kota Palu sangat, antusias untuk mendapatkan program kawasan ekonomi khusus milik pemerintah pusat.
Namun dalam kenyataannya setelah berbagai upaya dilakukan dan segala usaha telah disiapkan, kenyataanya kesempatan tidak memihak dengan Kota Palu, program KEK itu ditetapkan untuk wilayah sumatera dan riau, sehingga palu pulang dengan menggantugkan harapannya pada tahun 2012 kedepan, setelah program itu akan kembali dithering yang akan melibatkan delapan daerah pengusung lainnya.
Walau demikian, pemerintah kota palu, rusdi mastura, tidak putus semangat, bahkan dia yakin bahwa program itu nantinya akan ditetapkan di palu, hal itu diyakininya dengan segala persiapan telah dilakukan untuk menjemput program KEK mendatang, upaya-upaya itu adalah dengan menggandeng pemerintah propinsi Sulawesi tengah, sebagai mitra pemerintahan untuk mempersiapkan diri kedepan.
Bukan hanya itu, persiapan pendukung lainnya telah dilakukan pesiapan pembangunanya, seperti peluasan pelabuhan untuk petik emas, dan bandara mutiara palu yang akan bertaraf internasional juga sudah mulai dikerjakan. Selain itu juga, dengan diremikannya centeral kakao, serta peninjauan sumber air bersih menuju kawasan ekonomi khusus sudah dilakukan oleh kementrian pekerja umum.
Dan sejumlah pembanguna yang sudah dipersiapkan, seperti pembangunan infrastruktur dalam kawasan yang menjadi tanggung jawab pemertintah propinsi, serta pembebasan lahan yang akan menjadi tanggung jawab pemerintah Kota. Pembagian tugas itu sesuai dengan kesepakatan antara kedua pemerintahan tersebut melalui MoU.
Keseriusan Pemerintah Kota Palu dalam memperjuangkan program KEK, merupakan wujud dari impian Bung Cudi, untuk membangun Kota Palu menuju Kota yang produktif dengan pengelolaan kekayaan alamnya. Sebab sebelum program KEK dari Pusat diwacanakan, Kota Palu sudah mendesain beberapa program yang akan merubah wajah Kota Palu menjadi Kota milik bersama (City for all).
Akankah Kota Palu dapat mewujudkan impiannya pada tahun 2012 nanti ?
Jawabnya ada pada pemerintah pusat yang berwenang dalam menentukan daerah yang akan menjadi daerah pengembangan kawasan ekonomi khusus, dan tentunya pula tidak terlepas dari trik-trik politik (lobi) dengan pendekatan secara rasional yang dapat meyakinkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. “Wallahu A’lam” (Tulisan tahun 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar