KOTA PALU MEMBENAH DIRI DI USIA 34 TAHUN
Pada tanggal 27 kemarin, Kota Palu sudah memasuki usianya yang ke 34 tahun, Pemerintah Kota Palu merayakan HUT Kota Palu dengan melaksanakan upacara perayaan, yang didominasi oleh pertunjukan tarian adat, suku kaili. pelaksanaan upacara HUT Kota itu, juga dirangkaikatan dengan pembukaan Festival Teluk Palu (FTP). Pemerintah Kota Palu, saat ini sedang melakukan berbagai upaya untuk membenahi dirinya, termasuk saat diusia yang ke 34 tahun, pembenahan tersebut tertuang dalam program visi misi Kota Palu menuju tahun 2015, akhir dari masa jabatan kepemimpinan Wlikota Palu, Rusdi Mastura dan Waki Walikota Palu, H. Andi Mulhanan Tombolotutu.
Apakah yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan duet kepemimpinan mereka ?
Diusia ke 34 Tahun
Kota Palu, Apa yang terbenak dalam pikiran anda selaku Wakil Walikota Palu ?
Kota Palu sebagai ibu Kota Propinsi Sulawesi Tengah,
memiliki sejuta potensi yang bisa dikembangkan, untuk kepentingan bersama
masyarakat, untuk mewujudkan kesejahteraan mereka. Sebab Kota Palu adalah pusat
aktifitas masyarakat, baik masyarakat yang datang dari setiap Kabupaten,
ataupun masyarakat dari Kota Palu sendiri, sejumlah aktifitas tersebut,
tentunya berkaitan dengan pertumbuhan perekonomian melalui perdagangan, indusri
dan jasa.
Potensi-potensi itu, harus dapat dikelola dengan baik, jika
kita tidak cermat dengan baik, maka peluang Kota Palu menjadi Kota maju, yang
dapat bersaing dengan Kota-kota lainnya di setiap Daerah Propinsi tentanga,
perkembangannya akan lambat. Sehingga situasi seperti itu, hanya akan membuat
mimpi-mimpi kita, tidak akan menjadi kenyataan, untuk itu perlu ada sebuah
gebrakan untuk membentuk strategi dalam mengembangkan pembangunan di Kota Palu
ini.
“Kita tidak boleh hanya berdiam diri dalam mewujudkan mimpi
itu,” kata Wakil Walikota Palu, H. Andi Mulhanan Tombolotutu, jumat (28/9) kemarin.
Apa yang sudah
dilakukan Pemerintah Kota Palu, untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu ?
Pada tahun sebelunya yakni di 2011 yang lalu, Pemerintah
Kota Palu melalui kebijakan Walikota Palu, telah melaksanakan perencanaan untuk
merubah wajah Kota Palu, yang sudah semakin jauh tertinggal dengan Kota-kota
lainnya. Tentunya dalam kebijakan yang programkan tersebut, tidak terlepas
dari, visi misi duet kepemimpinan Rusdi Mastura dan H. Andi Mulhanan
Tombolotutu, selaku Walikota Palu dan Wakil Walikota Palu, yang akan menjadikan
Kota Palu sebagai Kota Utama, dalam Perdagangan, Perindustrian, dan Jasa
(Transportasi).
Konsep pembangunan yang ditawarkan, melalui program tersebut
merupakan bagian dari, komitmen dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota
Palu itu sendiri, karena kepentingan masyarakat adalah kepentingan Pemerintah
sebagai pelayan dan abdi negara. Berkaitan dengan itu, telah diupayakan
penataan kembali administrasi Kepemerintahan, mulai dari tingkat atas hingga
tingkatan yang paling terbawah, yaitu Ketua Rukun Tentangga yang dikoordinir
Kelurahan. Penataan administrasi Kepemerintahan tersebut, yang dikenal sebagai
reformasi birokasi, yang bermuara pada fungsi kepentingan pelayanan publik,
yang lebih baik lagi dari hari-hari seblumnya (perubahan mainset).
“Hal itu dilaksanakan berkaitan dengan launcing reformasi birokrasi yang dilaksanakan dari tahun lalu
hingga saat ini, masih terus diterapkan dalam kedisiplinan para Pegawai
dijajaran Pemerintahan Kota Palu,” kata dia.
Selain melaksanakn reformasi birokrasi tersebut, Pemkot Palu
juga dari tahun sebelumnya, telah menerapkan penataan kawasan perumahan
masyarakat, yang lebih tertata dengan baik, rapi dan indah karena memiliki
lingkungan yang bersih. Walaupun kenyataannya saat ini, hal itu belum terwujud
sepenuhnya, akan tetapi sebuah proses dala program merupakan tantangan yang
menjadi pekerjaan berat, walaupun demikian tantangan itu akan dihadapi melalui
berbagai metode pendekatan, agar tidak terjadi kesenjangan antara Pemerintah
dan masyarakat.
Ada pribahasa yang mengatakan ”Untuk merubah tradisi atau kebiasaan, tidak semudah membolak-balikan
telapak tangan kita sendiri,”
sehingga dibutuhkan kesabaran, dalam mengupayakan untuk mewujudkan
tujuan tersebut. Sementara yang diprogramkan Pemkot Palu, adalah demi
kepentingan bersama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Soal kesejahteraan
masyarakat, konsep perekonomian yang ditawarkan apa ?
Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Pemkot Palu sejak
lama sudah mempersiapkan konsep Kawasan Industri Palu (KIP) yang dirancang pada
tahun 2007, kawasan itu nantinya akan dibangun industri, pengolahan bahan baku,
seperti kakao, kelapa dalam atau kopra, rotan dan masih banyak lagi yang
lainnya.
Seiring dengan kemajuan program dari periode ke periode,
telah terjadi pembaruan dari konsep KIP itu, yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman tehnologi, dan perubahan dalam konsep program Kepemerintahan
Pusat. Pada tahun sebelumnya yang bermula pada pertemuan, Walikota se Indonesia
Timur, di Kota Makassar, bersama pihak Kementerian, yang mensosialisasikan UU
No.39/2009, tentang Kawasan Ekonomi Khusus.
“Saat dalam kesempatan itu, peralihan fungsi Kawasan
Industri Palu menjadi persiapan Kawasan Ekonomi Khusus di Kota Palu,” kata dia.
Sejak itulah lokasi yang disiapkan untuk KIP, beralih status
menjadi lokasi KEK, yang sementara berproses, untuk disahkan secara legalitas
nantinya diakhir tahun ini. Pada tahun 2013 mendatang, baru akan dimulai
pengembangannya, dengan melibatkan 50 orang Investor dengan nilai investasinya
sebesar Rp30 triliun. Sementara untuk saat sekarang ini juga, tengah dilakukan
pengembangan kawasan dalam dasar KEK, yaitu nilai pengembangannya sebanyak
Rp2,3 triliun, untuk infrastruktur serta penunjang lainnya.
Bukan hanya itu saja, penataan dan pembangunan pasar
tradisional, yang juga menjadi pusat aktifitas masyarakat, sehingga tidak ada
terjadi kesenjangan dalam kebijakan. Walupun saaat ini, masih terdapat beberapa
pedagang kaki lima (PKL), yang masih berkeliaran dan berhamburan, satu demi
satu akan dilaksanakan pembenahan untuk menata Kota Palu yang lebih baik lagi.
Bagaimana anda
mengevaluasi program yang sudah dijalankan dan yang sama sekali belum
dilaksanakan ?
Hehehehe..... !!! Tak ada manusia yang sempurna, dalam
menjalankan misinya di dunia, baik yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri, keluarganya,
lingkungan sosialnya maupun dalam kepemimpinannya. Akan tetapi kita juga tidak
boleh, berhenti untuk berjuang dan berbuat, demi kemajuan dan perubahan
bersama, baik itu yang sudah dikerjakan ataupun yang sama sekali belum
dikerjakan.
“Hanya masyarakat yang bisa menilai baik dan buruknya
kepemimpinan itu,” sebutnya.
Sebab masyarakat menurutnya, bisa diibaratkan sebagai satu
tubuh antara Pemerintah dan masyarakat itu sendiri, dimana roh yang berperan
penting dalam menggerakan tubuh manusia. Sama halnya dengan Kepemimpinan, yang
menjalankan program sebagai wujud mensukseskan pembangunan yang sudah tertuang
dalam visi dan misi, tidak terlepas dari peran masyarakat, yang menjadi obyek
dalam pembangunan yang diprogramkan.
Akan tetapi yang lebih terpeting lanjutnya, itu gunanya
sebagai aparatur yang baik, yang selalu berpegang pada aturan atau mekanisme dalam
mewujudkan program tersebut, dimana ada konsep, terus perencanaan, kemudian
evaluasi hasil dan prosentasinya.
Untuk menata Kota
Palu yang lebih baik, Apa yang akan anda
lakukan ?
Sejumlah regulasi yang termuat dalam, Peraturan Daerah
(Perda) yang ada saat ini, perlu ditata atau ditinjau kembali, sebab banyak Perda
tersebut yang memberatkan. Karena tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman atau
kondisi saat sekarang, dan ada pula Perda, yang sementara ini dipersiapkan,
yaitu yang berkaitan dengan nilai investasi, penataan ruang dan banyak lagi
yang lainnya. Hal itu merupakan upaya Pemkot Palu, untuk mengembangkan sejumlah
regulasi tersebut, menjadi sebuah regulasi baru dalam wujud Pemerintahan Kota
Palu mendatang.
Selain itu juga, sejumlah konsep penataan yang akan
dilaksanakan, walupun tahun sebelumnya masih berbentuk dalam program, namun
ditahun mendatang merupakan realisasi melalui tindakan untuk menjalankan
program tersebut. Penataan itu tentunya, berkaitan dengan administrasi yang
bersifat universal dan lingkungan, yang menempatkan ruang-ruang publik untuk
kepentingan masyarakat.
“Konsep mendatang adalah pemberdayaan masyarakat dalam
proses pembangunan,” katanya.
Sementara yang akan digagas kedepan ini, adalah penataan
kawasan ruang publik, perbaikan lingkungan, pengembangan kawasan hutan Kota,
pembangunan pasar tradisional, dan pengembangan KEK dengan konsep green indagry, itulah yang akan
dilakukan kedepan ini, kesemua program tersebut tertuang dalam konsep green komunity.
Mau dikemanakan
konsep Green City ?
Konsep Green City yang
menjabarkan, semua konsep penghijauan di Kota Palu ini, seperti pada program
sebelumnya yang di kenal Green and Clean,
green komunity, green transportation dan beberapa program penghijauan
lainnya. Menjadikan Kota Palu sebagai Kota Hijau, berdasarkan pada geografis
Kota Palu, yang dikepung gunung dari sisi kanan, kiri dan belakang Kota ini.
Sementara Konsep jabaran dari green komunity, yaitu pelibatan kelompok masyarakat, pendidikan
atau sekolah-sekolah yang peduli dengan
penghijauan itu sendiri, kemudian pemanfaatan sumber air yang lebih baik.
Sedangkan green transportation,
berkaitan dengan penataan kendaraan, sebab Saat ini konsep dari green transportation tersebut, sedang
digagas oleh Kementrian Perhubungan, dengan sebutan transpadaging, yang menghubungkan antara Kota Palu, Donggala, Sigi
dan Parigimautong.
Kemudian ada juga yang disebut green beulding, yang berkaitan dengan penataan perumahan, yang memanfaatkan
lahan secara efesien, dan perencanaan pembangunan rumah tahan bencana. Karena Pemkot
Palu untuk saat ini, sedang bekerja sama dengan Negara Niuzelan dibidang
kebencanaan.
Ada pula green open
save, yang berkaitan dengan ruang-ruang terbuka hijau, yang bisa diakses
masyarakat pemanfaatannya, untuk bermain, berolah raga dan hal-hal lainnya. Ada
pula green energy yang berkaitan
dengan pemanfaatan persampahan, untuk diolah menjadi energy yang terbarukan.
Bagaimana
mensinergikan antara konsep green itu ?
Semua konsep penataan harus bersimbiosis, sebab jika tidak
maka penataan itu akan terlihat rancu, karena jika hanya satu bidang ditata dan
yang lainnya tidak, maka tidak akan ada keterpaduan untuk membentuk wajah Kota
Palu yang baru, dengan konsep Kota Hijau (Green
City). Ada pula penataan kawasan wisata depan belakang, dan yang baru-baru
di louncing Wali Kota Palu, saat HUT
Kota Palu, yaitu zero kemiskinan. Yang
dimaksud dengan itu, berkaitan dengan ases kesehatan, pendidikan dan akses
hak-hak dasar masyarakat akan terpenuhi yang ditargetkan pada tahun 2015
nantinya.
“kita harus mendorong semua potensi yang dimiliki Kota Palu
melalui program pengembangan, tentunya harus ada keterkaitan antara Pemerintah
dan masyarakatnya”
Keterlibatan masyarakat dalam setiap program pembangunan
Kota Palu, telah diatur dalam Perda No.2/2011 tentang penguatan kelembagaan,
agar rasa kepemilikan dalam setiap pembangunan, akan dirasakan masyarakat. Selain itu juga ada pelimpahan kewenangan
pada masyarakat, tentang keinginan mereka, untuk menata sendiri pembangunan di
daerah mereka berdomisili, sementara Pemkot Palu tinggal mengikuti yang telah
menjadi keinginan masyarakat tersebut.
Berapa pertumbuhan
penduduk dan peningkatan PAD Kota Palu ?
Jumlah penduduk Kota Palu, sampai Agustus sekitar 300 ribu
jiwa lebih, dengan 24 Kelurahan dan delapan Kecamatan, pertumbuhan itu dari
pergerakannya sejak 2009 sebanyak 296 ribu jiwa lebih. Sementar APBD Kota Palu
tahun sebelumnya kurang lebih 700 miliyar lebih, sedangkan untuk tahun ini,
masih dalam perhitungannya. PAD Kota Palu sendiri bergerak naik dari Rp400 juta
lebih, mengalami perubahan kurang lebih sebasar Rp100 juta.
Pertumbuhan itu, menunjukan bahwa Kota Palu saat ini,
mengalami perubahan yang drastis, dari sisi pertumbuhan penduduknya maupun dari
sisi kenaikan penapatan asli daerah (PAD) nya. Sementara berdasarkan laporan
dari Perhubungan Kota palu, laju transportasi yang masuk ke Kota Palu, baik
melalui Udara, Laut dan Dara, rata-rata berjumlah 300 jiwa orang.
Apa Harapan anda untuk
Kota Palu ?
Kota Palu harus bisa meraih mimpi-mimpi yang selama ini,
mejadi impian bersama, baik bersama duet Kepemimpinan, organisasi Keperintahan,
organisasi Kemasyarakatan, Kepemudaan dan yang paling utama bersama masyarakat.
Sebab tanpa masyarakat pembangunan itu tidak akan berhasil, tanpa partisipasi
dari masyarakat impian tidak akan bisa diraih, untuk menjadikan Kota Palu,
sebagai pusat perekonomian dibagian Indonesia Timur.
“Kami ada untuk masyarakat, masyarakat adalah tujuan akhir
perjuangan kami,” kata dia dengan bangga.
Dia juga mengajak masyarakat, untuk tetap menjaga
lingkungannya, dari pencemaran, dan menatanya dengan baik. Agar Kota Palu juga,
dapat memiliki lingkungan yang sehat, nyaman dan indah, seperti Kota besar
lainnya, karena hanya kebersamaanlah kita bisa membangun.
Pertama-tama saya salaku Tata Usaha Puskesmas Kamonji, ingin menyampaikan keberatan atas dibangunnya TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang dibangun oleh Komunitas Olahraga Bersepeda yang berada di depan Puskesmas Kamonji, karena hal ini sangat mengganggu kenyamanan pasien yang berobat dan juga warga sekitar yang tinggal dilokasi Puskesmas Kamonji. Untuk itu saya memohon untuk TPS ini dibongkar dan dipindahkan dilokasi yang baru. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
BalasHapus